Pasuruan, Potretlensa.com -
Warga Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, memang memiliki tradisi unik yang dikenal dengan nama Grebeg Memetri Desa. Acara ini biasanya digelar setiap tahun untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen dan keselamatan desa.
Grebeg Memetri Desa sendiri memiliki beberapa rangkaian acara yakni, warga desa mengarak ancak (tempat sesajian) yang berisikan tumpeng buah-buahan dan sayur mayur hasil bumi. Arak-arakan ini diiringi dengan pertunjukan kesenian tradisional dan pakaian adat Nusantara.
Adapun yang membuat suasana tambah meriah itu saat perebutan Ancak setelah arak-arakan. warga desa memperebutkan ancak yang diyakini dapat membawa berkah.
Acara ini dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian tradisional dan diakhiri dengan sambutan dari pejabat.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Wonosari Imanuel Herlambang Santosa menyampaikan, terimakasih kepada wakil Bupati Pasuruan yang sudah meluangkan waktunya hadir, dan kepada semua warga Wonosari baik kepada pada kasun RT, RW yang sudah ikut berpartisipasi dalam acara ini.
Semoga kita semua, lanjutnya, diberikan keselamatan kesehatan serta di berikan kelancaran rejeki buat kita semua, khususnya warga Wonosari.
"Semoga warga Wonosari guyub rukun, mari kita angkat budaya yang ada, hari ini kita angkat budaya dari provinsi NTT, Sulawesi, dan lainnya. Tetap kita guyub rukun untuk kemajuan Desa Wonosari ini dengan nyata," harapnya.
"Semoga tahun depan acara kita lebih besar dan Desa Wonosari akan kita sulap menjadi kota besar dengan konsep Malioboro kecil," imbuhnya.
Herlambang menyebut, grebek memetri desa telah menjadi kalender wisata event tahunan di kabupaten Pasuruan, yang menyedot banyak wisatawan datang ke kecamatan Tutur.
Diwaktu yang sama, Wakil Bupati Pasuruan HM.Shobih Asrori mengatakan dengan selametan deso, semoga warga desa Wonosari bersatu berdaulat, rakyat sejahtera, dan guyub rukun.
"Hari ini desa Wonosari menampilkan budaya beberapa khas daerah, dengan bersatu, berdaulat rakyat sejahtera. Kalau kita sudah bersatu kesatuan negara akan maju seperti yang di tampilkan oleh desa Wonosari," ucapnya.
Wabup menuturkan akan berkoordinasi dengan Bupati untuk apresiasi desa Wonosari, ternyata desa Wonosari ijo tonjer sekali. Dirinya berharap apa yang di rencanakan oleh kepala desa dan jajarannya terwujud yang akan menghadirkan Malioboro kecil di desa Wonosari.
Ia juga memberikan bantuan kepada pemerintah desa Wonosari secara simbolis yang langsung diterima oleh kepala desa Wonosari Imanuel Herlambang.
"Semoga Desa Wonosari akan lebih jaya," ucap Gus Shobih.
Sementara, ketua KPSP Setia Kawan Nongkojajar H.Sulistianto mengungkapkan sangat mendukung acara Grebek memetri Wonosari yang bertepatan pada Hari Kemerdekaan RI ke-80. Ini adalah acara adat Tengger lereng Gunung Bromo yang harus lestari.
"Saya kagum dengan semangat dan antusias masyarakat Wonosari, saya yakin Nongkojajar, khususnya desa donosari dengan depala desanya yang menggerakkan seluruh potensi yang ada akan membuat tambah berkembang," tuturnya.
Setiap tahun selalu di laksanakan, tambah H.Sulis, pada tanggal 18 Agustus. Dia yakin kalau acara ini dikemas oleh tim kreatif setempat dan didukung seluruh masyarakat, juga aparatur Kecamatan Tutur, hingga Pemerintah Kabupaten Pasuruan.
Menurutnya, organisasi, perkantoran dan lembaga ekonomi, usaha pertanian, peternakan, perkebunan, sampai pedagang pasar Desa akan berkembang pesat, maka Nongkojajar akan menjadi pusat wisata pegunungan yang dimiliki Kabupaten Pasuruan.
"Contoh bapak wakil bupati Gus Shobih dalam pidato sambutannya sangat mendukung banget grebek ini, bahkan tadi akan dimasukkan agenda tetap, termasuk anggarannya masuk dalam APBD Kabupaten, disamping dana Desa sebagai pemantik anggaran kepada semua pihak," ujarnya.
"Anggota DPRD asal Desa Wonosari yang juga hadir menyaksikan semoga dikawal acara Grebek Memetri Wonosari hingga sukses. Saya bangga sebagai masyarakat desa Wonosari dan mohon ditindaklanjuti acara ini yang viral, bahkan viral secara umum Nasional," imbuhnya.
*Dre