Potret Lensa.com - Satgas PMK (penyakit mulut dan kuku) melaksanakan monitoring ke (koperasi peternakan sapi perah) KPSP Setia Kawan, Nongkojajar, Pasuruan (21/07/2022).
Bentuk kunjungan tersebut tim satgas PMK pusat ingin memastikan sudah sampai seberapa jauh pencapaian vaksinasi hewan di provinsi Jawa Timur terutama di kabupaten Pasuruan salah satunya di kecamatan Tutur yang mayoritas peternak sapi perah.
Farah Heliantina, Asdep Investasi bidang jasa pada deputi bidang koordinasi dan pertambangan Kemenko Marves menyampaikan penanganan dan penanggulangan PMK menjadi konsen pemerintah pusat karena penyakit mulut dan kuku ini sangat strategis, pemerintah wajib memantau dan memulihkan wabah ini, kita telah koordinasi dengan stakeholder yang ada, kita sudah mengundang jajaran TNI-POLRI yang ada di daerah dan selalu kita libatkan dalam penanganan wabah PMK ini agar tepat sasaran.
"Penangan wabah PMK ini perlu berjenjang dan bertahap langkah pertama yang akan di lakukan dengan melaksanakan vaksinasi bagi ternak di provinsi Jawa Timur yang pertama kali kita kunjungi, karena sesuai dengan data wilayah Jawa Timur memiliki kasus PMK yang tinggi karena Jawa Timur merupakan lumbung sapi perah dan sapi potong," tuturnya.
Ia menambahkan, Pemerintah sudah mendistribusikan sebanyak 600 ribu vaksin maka dari itu pelaksanaan vaksin harus Action, kita minta bantuan kepada pihak Kodam, dan juga Polda untuk membantu program Vaksinasi ini.
Sementara itu, Dokter hewan Pebi Purwo, Direktur Kesehatan hewan kementerian pertanian, menyampaikan, kita perwakilan pemerintah selalu ingin hadir di tengah-tengah masyarakat dalam penanganan wabah PMK ini, kita berkumpul disini untuk berdiskusi, kita membutuhkan masukan dan saran dari para peternak sapi untuk mempercepat penanganan wabah PMK ini.
"Terkait sapi yang mati karena wabah PMK, mohon untuk di data dan segera dilaporkan agar mendapatkan ganti rugi, sapi yang mati karena PMK akan mendapatkan ganti-rugi 10 (sepuluh) juta per ekor," ujarnya.
Ketua KPSP Setia Kawan Nongkojajar, H Sulistianto menambahkan penanganan PMK mulai bulan April dan aktif mulai awal bulan mei, untuk jumlah populasi sapi berjumlah 25.700 ekor, peternak sapi perah berjumlah 11.160, untuk saat ini jumlah sapi yang terkena suspek PMK berjumlah 4.975 ekor, di potong secara paksa, dan 400 ekor sapi mati karena wabah PMK ini.
Ia juga berharap agar sapi yang mati karena PMK petenak mendapatkan ganti rugi ini sangat di harapkan oleh peternak sapi untuk memulihkan perekonomian masyarakat yang terdampak akibat PMK.
"Untuk saat ini produksi susu saat ini drop, satu sapi hanya mendapatkan lima liter perhari, jumlah produksi susu yang biasanya 125 ribu liter perhari sekarang tinggal 88 ribu liter perhari, saya berharap wabah ini cepat berlalu dan cepat teratasi, saya ucapkan banyak terimaksih kepada jajaran TNI-POLRI yang selama ini bekerja sama turun langsung kelapangan dalam penanganan wabah PMK ini, " tutup Sulistianto ( Tyo/SD).