Potretlensa.com, Pasuruan- Dugaan praktek pungutan liar berkedok sumbangan terjadi di sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 Tutur, Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan.
Pungutan ini banyak dikeluhkan oleh para orang tua siswa. Pasalnya tidak ada bukti yang menunjukan bahwa pungutan tersebut didapat dari hasil musyawarah atau dilegalkan atas kesepakatan bersama komite dan wali murid yang bisa dijadikan dasar hukum oleh pihak sekolah dalam pemungutan tersebut.
Saat dikonfirmasi, Kepala SMKN Tutur Anang Prasetya tak membantah melakukan pungutan, dengan penjelasan pungutan itu merupakan sumbangan yang ditarik dari wali murid.
"Hal itu dilakukan atas permintaan komite sekolah dan disepakati para wali murid, dan pihak sekolah hanya fleksibel mengikuti saja," jelasnya.
Ia menambahkan komite punya alasan baik demi memajukan sekolah, dan kebijakan tersebut bukan dari saya karena baru satu bulan saya menjabat, nanti saya pelajari dulu, saya hanya meneruskan kepala sekolah sebelumnya.
Namun apa yang disanggahkan pihak sekolah SMKN Tutur melalui kepala Sekolah berbeda terbalik dengan temuan wartawan di lapangan. Menurut salah satu orang tua siswa yang tidak ingin disebutkan identitasnya, betul disekolah ada pungutan dengan ketentuan nominal 215rb tiap bulan.
"Sumbangan ini rasa Pungutan karena besarannya ditentukan waktunya juga ditentukan sekolah, alasannya untuk peningkatan sarana pendidikan, dan di kwitansi disebutkan seperti itu," kata sang orang tua wali murid.
Ia mengungkapkan, Terus terang saya merasa keberatan dengan pungutan sebesar itu karena dari pemerintah tidak bayar sekolah. "Kondisi sekarang cari uang sangat sulit sekali, tapi apa mau dikata,” ungkapnya lagi dengan nada kesal.
Lebih lanjut dirinya menambahkan, karena terpaksa, akhirnya dia bayar. "Intinya saya selaku orang tua siswa mau gak mau, tapi terpaksa harus bayar," keluhnya.
Saat wartawan mencoba menanyakan perihal ada dugaan tersebut ke Bendahara Komite SMKN Tutur, Ida Irawati merasa kebingungan ketika dikonfirmasi terkait sumbangan untuk penunjang kebutuhan sekolah tersebut, pada kamis (29/12/2022).
"Saya tidak tahu total saldo keseluruhan berapa, karena saya hanya dilaporin bulan saja oleh bendahara sekolah. Biasanya saya bersama pak saleh yang waktu itu menjabat ketua komite, yang ngurusin bayar angsuran Bank BRI untuk pembayaran tanah diperuntukkan penambahan ruang kelas baru dan bayar angsuran mobil, tapi akhir-akhir ini saya hanya menerima laporan saja" terangnya.
Menurut Ida semenjak dia menjabat sebagai bendahara komite hingga hari ini, dirinya tidak tahu persis berapa dana yang terkumpul dari siswa SMKN Tutur.
"Bendahara komite tidak pernah pegang uang, yang ngurusin bendahara sekolah. Saya hanya dapat informasi lewat dari bendahara sekolah yakni dari saudara Nuril karena selama ini saya tidak tahu pembukuannya" jelas Ida sambil menunjukan bukti pesan aplikasi WhatsApp kepada para awak media.(Bersambung)
Jurnalis; TIM