Pasuruan, potretlensa.com - Guru adalah profesi mulia sebagai pendidik. Mengajarkan berbagai ilmu kepada murid, etika, sopan santun yang akan selalu diajarkan agar digugu dan ditiru oleh murid.
Hal berbeda dijumpai oleh sejumlah awak media dengan apa yang dilakukan 3 oknum guru SDN 1 Tutur, Kecamatan Tutur Nongkojajar.
Meski sudah dijelaskan tujuan, meski sudah menunjukkan ID card tetapi 3 oknum Guru tersebut kukuh tak membolehkan dan langsung gembok pagar.
Ketika ditanya jika memang tidak ada yang disembunyikan kenapa kok melarang wartawan masuk.
"Soal itu kami tak tahu. ini perintah dari kepala sekolah," dalih oknum guru tersebut.
Lum, salah satu wartawan pasuruan mengaku kecewa berat dengan perlakuan oknum guru yang melarang awak media meliput mediasi yang di hadiri keluarga pelaku dan korban serta Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPA), kamis (15/06/2023).
"Dengan gestur angkuh melarang meliput kepada wartawan secara tendensius dan seolah merasa terganggu dengan kehadiran rekan media yang meminta ijin untuk meliput" tuturnya.
Sebelumnya, beredar video dugaan penganiayaan atau Bullying menimpa pada ED. Menurut informasi, permasalahan bermula pada kedua murid SDN 1 Tutur kelas 6 itu dikarenakan salah faham.
Selanjutnya, orang tua RH yang tidak terima kalau anaknya bertengkar dengan ED, lalu orang tua tersebut memarahi korban dan mengintimidasinya.
Berselang beberapa hari, video dugaan penganiayaan murid tersebut menyebar dan jadi pergunjingan para netizen pasuruan khususnya Kecamatan Tutur Nongkojajar.
Adanya kejadian ini, mendapat sorotan dari ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Korak Indonesia, Solikin.
"Harusnya pintu sekolah jangan di gembok, sekolah harusnya memberi contoh yang baik tentang informasi keterbukaan publik (IKP). Apa di dalam mediasi ada bagi-bagi rupiah..?, pembaca yang menilai," ungkap Solikin.
Ia menambahkan, sangat menyayangkan sikap oknum Guru SDN 1 Tutur, dan berharap kepada sekolah lainnya agar tidak memberi gambaran buruk sekolah.
"Wartawan itu mitra, hak hukumnya jelas. Oknum guru harus bisa memberi contoh dan bisa membedakan antara wartawan dengan netizen," urainya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada klarifikasi dari pihak SDN 1 Tutur terkait melarang wartawan meliput.(*red)