Pasuruan, Potretlensa.com - Koperasi peternakan sapi perah (KPSP) Setia Kawan, undang US Dairy Farming (USDA)
Untuk kursus singkat (Short course) tentang masalah bibit (Genetic Excellent) keturunan unggul sapi perah dengan tema Introduction and benefits of Genetics Improvement.
Perwakilan empat orang dari amerika mengunjungi KPSP Setia Kawan di dampingi Pengurus Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jatim 2, untuk melihat realita produktivitas dan manajemen sapi perah peternak rakyat, yang akan dibandingkan dengan peternak sapi perah Amerika small farmer ini, pada hari kamis, (29/6/23).
Kegiatan kursus singkat, diskusi, dan belajar bersama digelar di hotel grand mercure malang yang juga di ikuti GENEX USA yakni koperasi peternak amerika yang telah berkembang dengan menggunakan tekhnologi, (30/6/23).
Diketahui, hasil peternak tersebut Berkembang dan meningkat dengan pesat, dibuktikan dengan rata-rata produksi susu nya 40 liter per ekor/hari, sedangkan di peternak jatim masih di 12-15 liter perhari/ekor.
"Dengan Perbedaan produktivitas sapi perah ini, maka peternak kita wajib mengetahui rahasianya, walaupun kita tahu bahwa Amerika adalah peternak besar (big farm) dengan modal dan tekhnologi tinggi," ujar ketua 1 KPSP H Sulis
H Sulis, lanjutnya, sedang di kita masih tradisional, modal dan tekhnologi masih biasa-biasa saja.
Tetapi kalau kita mau berubah menjadi peternak yang menguntungkan dan bertahap menjadi peternak tangguh, sebaiknya kita meniru cara-cara tekhnologi yang terbukti diterapkan peternak USA.
"Perbaikan manajemen ternak sapi perah, memang sdh dilakukan oleh peternak kita, Seperti tentang pakan ternak, produksi susu, kesehatan hewan dan IB, manajemen kandang, dan lainnya. tetapi hasilnya belum memuaskan," imbuhnya.
Menurut H Sulis, Dipacu dengan apapun caranya, ternyata hasilnya masih seperti yg lalu, belum nampak perubahan nyata, baik segi produksi susu, segi hasil peranakan anak sapi betinanya, masih belum bisa di andalkan sebagai bibit peremajaan yg lebih baik, atau unggul.
"Dokter hewan kita sedang mempelajari alat GENOMIC dari Amerika ini, untuk segera di aplikasikan di sapi perah kita," jelasnya
Sementara itu, menurut peternak dari Amerika yang hadir, bahwa Potensi atau kemampuan seekor sapi untuk berproduksi susu dan menghasilkan anak sapi setiap tahunnya, ternyata belum diketahui oleh peternak jatim.
"Dengan alat yang canggih, sapi dapat diketahui potensinya, bila sapi ber potensi produksi tinggi, sapi ini diteruskan utk dipelihara dan dijaga pakan dan kesehatannya. tapi kalau Potensi jelek terdeteksi alat tersebut, maka rendah produksinya, sebaiknya tidak dipelihara, karena sapi-sapi ini hanya menghabiskan pakan saja, berdampak ke sapi yg potensi tinggi tidak kebagian pakan sesuai kebutuhannya," ujar salah satu peternak dari amerika.
Ia menambahkan, bahwa hasil susu tidak bisa maksimal, akibatnya sapi-sapi yang berpotensi kurus, kurang sehat, dan tidak bisa beranak setiap tahun nya,
Inilah yg perlu dirubah manajemennya.(*red)