Pasuruan, Potretlensa.com - Kades Wonosari menanggapi Munculnya isu yang beredar di masyarakat Desanya soal adanya panitia PTSL ganda dan pungutan menyimpang.
Kepala Desa Wonosari, Imanuel Herlambang Sanotoso, mengatakan, sangat disayangkan adanya isu yang menyebut bahwa saya telah bentuk dua panitia pendaftaran tanah siatematis lengkap (PTSL) dan reguler, dan ditambah melakukan pungutan yang menyimpang.
Selanjutnya, saya tidak pernah membentuk dan tidak pernah memberikan dua SK kepada dua panitia, dan melakukan pungutan menyimpang.
"Terkait tanah kas Desa (TKD) itu sudah melalui tahapan yang berlaku dan sesuai prosedur, dan saya sebagai Kades hanya memfasilitasi semua inisiatif masyarakat yang mempunyai tanah dan bangunan untuk tukar guling secara prosedural," jelasnya ke media ini usai wawancara melaporkan mantan sekdesnya di kantor Desa, Sabtu (14/10/2023).
Herlambang menjelaskan, apa yang dilakukan itu berdasarkan di buku leter C dan Surat pemberitahuan pajak terhutang PBB tahun 1986 yang sudah tertulis atas nama perorangan.
"Terkait isu dengan biaya yang menyimpang hingga puluhan juta itu tidak benar," tegasnya.
Sementara itu, warga yang namanya disebut di kabar isu, Heru Triwibowo, menuturkan, bahwa ia ikut mendaftarkan sertifikatnya dengan inisiatif sendiri tanpa tekanan siapapun, dan saat itu bersamaan dengan 68 pendaftar tanpa ada yang mengeluh soal biaya.
"Sangat mengejutkan, ada kabar isu pungutan menyimpang hingga puluhan juta untuk perbidang, saya sempat menanyakan ke lainnya yang sesama Pendaftar dulu, tapi tidak satupun yang Mengiyakan," tuturnya.
Terpisah, Ilyas, mengungkapkan, kalau dirinya disebut keberatan atas biaya PTSL di kabar isu yang ramai dibicarakan di warga Desa, padahal biaya sudah ikuti ketentuan.
"Itu kabar tidak jelas darimana, tapi justru kebalikannya, rumah saya bisa bersertifikat karena adanya kesempatan ini," ucapnya.
Ia menambahkan, adanya foto kwitansi saya yang di sebarluaskan dengan tambahan kalimat keberatan biaya PTSL itu dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab, karena waktu itu ada istri oknum aparatur Desa yang sekarang sudah Dipecat, meminta untuk melihat kwitansi tapi tanpa izin memfotonya.
"Saya tidak bertanya kenapa difoto, dan tidak berkomentar apapun," ujarnya.
(Arya/Said)