Pasuruan, Potretlensa.com - Fachri Insan Hidayatulloh, pelajar MAN 1 Pasuruan di Bangil, sukses menorehkan prestasi Juara 1 di malaysia.
Pelajar siswa kelas X-B tersebut yang baru saja mengharumkan nama Indonesia dan sekolahnya di ajang UNIKL Internasional robot competition di Malaysia, beberapa hari lalu.
Dalam ajang itu, tak ayal ia menang dan mendapatkan rangking 1 diajang yang digelar di Universitas Kuala Lumpur itu,
Remaja yang mengaku bercita-cita menjadi seorang pilot, dengan percaya diri membuat robot sendiri untuk ikut ajang internasional, dan mendapat prestasi yang membanggakan.
Saat ditemui di ruang Kepala MAN 1 Pasuruan, Fachri mengaku, merasa sangat senang lantaran bisa jadi juara dikategori line follower, dan sangat bersyukur sekali karena bisa menang lagi dikancah internasional.
"Robot yang saya rancang terbukti menjadi paling rapi dalam mendeteksi setiap garis sebagai jalur yang dilewati setiap robot yang dilombakan," kata Fachri.
Sedangkan Juara 2 dan Juara 3 juga berhasil diborong oleh MAN 1 Pasuruan, karena guru pembina serta Kepala MAN 1 Pasuruan Nasrudin juga ikut memback up di nomor grup.
"Yang penting bisa mengamankan tiket di semifinal. Dan syukur alhamdulillah, Juara 1, 2 dan 3 kami raih," ucap kepala MAN 1 Nasrudin.
Ia menjelaskan, peserta dari MAN 1 Pasuruan sangat disegani oleh peserta lain, terlebih di kategori Line Follower. Indonesia selalu menjadi momok bagi peserta yang lain.
"Jadi seperti kalah sebelum berperang. Karena ada banyak negara di asia, kalau sudah peserta line follower dari Indonesia, pasti ditakuti seperti kalah sebelum berperang padahal dia mahasiswa, dan robot yang dipakai juga sama," terangnya.
Diketahui, rentetan juara kompetisi robotika seperti menjadi sarapan pagi bagi MAN 1 Pasuruan.
Dengan semua penghargaan tersebut, Nasrudin hanya ingin membuktikan bahwa madrasah bukan hanya gudang ilmu agama. Melainkan madrasah dapat menghasilkan lulusan yang menguasai teknologi.
"Saya ingin membuktikan bahwa madrasah bukan hanya harus kenal dengan teknologi. Tapi juga menguasai. Karena secara religi ya memang berbasis itu, tapi tidak harus itu saja,melainkan madrasah wajib menguasai teknologi," tutupnya.
Jurnalis:Bocah angon.