Pasuruan, Potret Lensa.com - Peternak sapi perah di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan mengeluh rendahnya harga beli susu di tingkat peternak. Peternak di sana pun mulai mencari koperasi atau pengepul lain yang harga lebih tinggi untuk menyesuaikan dengan biaya operasional peternak.
Salah seorang peternak sapi perah SH menceritakan, sulitnya mengimbangi biaya pakan dengan harga jual susu sapi perahnya, karena harga pakan tinggi tak sebanding harga susu.
Ia termasuk peternak anggota koperasi peternak sapi perah (KPSP) setia kawan nongkojajar yang dikenal KPSP terbesar di jawatimur namun harga beli ke peternak lebih murah dari pengepul.
Hal tersebut, membuat SH memutar otak untuk menyiasati agar bisa bertahan karena biaya perawatan sapi perahnya yang sangat tinggi, diantaranya membeli roti untuk pakan tambahan, dan biaya pekerja perawat demi menghasilkan susu yang banyak dan berkwalitas.
Ia menyebut, Susu segar dengan Fat/Bj 4,0/23, kwt.k/grade 45,5/1 di beli dengan harga Rp 6.204/ltr, dari harga itu masih ada kewajiban yang dipotong dari pembayaran, seperti simpanan wajib, simpanan manasuka, bapenas, dka, dan kosentrat.
"Harga susu di Koperasi dengan pengepul lain sangat beda jauh, harga beli di koperasi Rp 6.204/ltr, sedangkan di pengepul itu paling murah Rp 7000/ltr," keluhnya.
SH menambahkan, Harga beli susu mau dinaikkan oleh koperasi itu janjinya saat rapat tahunan kemarin, tapi sampai sekarang tidak terealisasi.
Ketua KPSP Setia Kawan H.sulistianto membenarkan keluhan peternak tersebut. Karena harga beli susu itu sesuai mengikuti harga dari pabrik, dan terkait adanya perbedaan harga susu antara Koperasi dengan pengepul yang memang saat ini mulai bermunculan.
"Dari dulu sudah biasa kalau ada perbedaan, memang sudah seperti itu bukan diwilayah kecamatan Tutur saja namun di wilayah lain juga seperti itu kalau kita mengikuti harga dari pabrik," jelasnya saat dikonfirmasi di kantornya.
Jurnalis : Upin/Ipin.