Surabaya, Potretlensa.com - Masyarakat patut mewaspadai peredaran uang palsu (upal) selama bulan puasa sampai Idul Fitri ketika perputaran transaksi meningkat. Ini setelah jajaran Polsek Gubeng Surabaya membongkar praktik pencetakan dan peredaran upal.
Dua pengedar dan pembuat uang palsu (Upal), pecahan Rp100.000 dan Rp 50.000 terpaksa berurusan dengan anggota Reskrim Polsek Gubeng setelah mereka ditangkap usai menjajakan uang yang dibuatnya sendiri.
Dua teraangka yang dibekuk, Hasan Abdilah (20), asal Peterongan, Jombang yang kos di Jalan Nginden dan Rangga Prananta (33), pembuat upal asal Tlogosari, Malang.
Sementara, Kapolsek Gubeng Kompol Eko Sudarmanto mengatakan, pengungkapan kasus ini berawal pada hari Minggu 25 Februari 2024 lalu, sekira pukul 05.00 wib, tepatnya di Hotel Jalan Kalibokor Selatan Surabaya.
Disana, petugas Polsek Gubeng mengamankan tersangka Hasan yang saat itu telah melakukan Transaksi pembayaran sewa kamar Hotel menggunakan upal pecahan Rp100.000.
“Pada diri HS saat dilakukan penggeledahan didalam dompetnya ditemukan Uang palsu pecahan Rp.100.000, sebanyak 29 lembar,” kata Eko, Kamis (14/3).
Saat ini, kedua pelaku yang dibekuk karena uang palsu tersebut harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dan langsung dijebloskan di balik jeruji besi penjara di Polsek Gubeng.
Kepada polisi Rangga mengaku, ilmu membuat uang palsu diperolehnya dari menonton tayangan di YouTube.
Dalam tayangan tersebut menjelaskan secara rinci yakni YouTube kepolisian saat anggota polisi menangkap pembuat uang palsu.
“Dalam YouTube tersebut dijelaskan jika tersangka yang ditangkap polisi tersebut memperagakan dari awal membuat bahan ataupun cara mencetaknya keterangan dari YouTube tersebut akhirnya saya aplikasikan membuat,” aku Rangga.
Rangga kemudian bercerita awal mulanya. Dia belajar dari otodidak di youtube, yang menayangkan saat anggota polisi menangkap dan memamerkan pelaku uang palsu.
Dalam ungkap kasus itu, digambarkan bagaimana cara membuat serta membeli alatnya, dari youtube polisi itulah ilmu uang palsu didapat Rangga.
“Sudah sekitar Rp 55 juta uang palsu yang beredar. Perbandingannya 1 banding 5 uang palsu. Uang yang asli digunakan untuk biaya produksi lagi juga kebutuhan sehari-hari,” ucap Rangga penjual ayam potong ini.
Pewarta : Redaksi.