Pasuruan, Potretlensa.com - Sudah Dua pekan aksi teror pada jurnalis Hartoyo. Namun polisi belum menemukan titik terang siapa pelakunya.
"Menemukan titik terang" adalah pernyataan paling maju kepolisian terkait proses penyidikan kasus ini.
Padahal untuk mengungkap aksi teror di rumah jurnalis Hartoyo Polisi telah mendapatkan rekaman CCTV. Namun penanganannya masih diserahkan di Polsek Nongkojajar. Polres Pasuruan hanya memberikan bantuan.
Ketua Sahabat Nongkojajar Hebat Khoirul anam, mempertanyakan lambannya pengungkapan kasus ini. Ia membandingkan dengan pengungkapan kasus perampokan tanpa ada rekaman CCTV terjadi di wilayah Polsek yang sama hanya butuh 24 jam.
"Lambannya Polisi dalam kasus ini dinilai bisa mempengaruhi kepercayaan publik, Ini memang bukan masalah waktu saja. Tetapi, semakin cepat berarti polisi semakin meningkatkan public trust," katanya saat usai acara kumpul komunitas tergabung ribuan masyarakat.
Karena itu, Khoirul Anam dengan seribuan anggota SNH berharap polisi bisa lebih serius dalam menangani kasus jurnalis Hartoyo ini yang juga warga Nongkojajar. Jika memang Polsek Nongkojajar tidak mampu menangani kasus ini, ada baiknya ditarik ke Polres atau Polda Jatim.
Penasehat Pusat Info Kriminal Lantas Jatim Arya Airlangga mengungkapkan, Lambannya pengungkapan kasus Teror pada jurnalis Hartoyo yang juga pemimpin redaksi media Potretlensa.com menjadi pertanyaan publik. Sebab, penegakan hukum belum memihak kepada rakyat kecil dan terkesan tajam ke bawah dan tumpul ke atas.
"Namun, kami tetap yakin dan percaya Polda Jatim di bawah kepemimpinan Irjen Pol Imam Sugianto dan Polri di bawah komando Jenderal Listyo Sigit Prabowo, hukum pasti ditegakkan dengan seadil-adilnya, sehingga tumbuh rasa kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian," ujarnya di sela-sela acara aniversary ke-6 ILKJ.
Sebelumnya, Aksi teror misterius pada jurnalis Hartoyo terjadi pada Senin (22/4/2024) dini hari sekira 02.25 wib. Rumah di Dusun Krajan 1 rt/rw 01/02, Desa Andonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan mendapat lemparan dua batu dan sebelumnya mobil ditembak dua peluru.
Jurnalis : Arya/*Red.