Pasuruan, Potretlensa.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan lebih dari 1.000 orang di lingkungan legislatif baik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), hingga Sekretariat Jenderal DPR dan DPRD terjerat judi daring atau judi online. Ketika rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR pada Rabu (26/06/2024).
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menegaskan bahwa selain menyelesaikan masalah ini dengan sanksi tegas, diperlukan juga literasi kepada masyarakat tentang bahaya judi sehingga ke depan perilaku ini tidak masuk ke seluruh lapisan masyarakat.
Ia mengingatkan darurat judi online di Indonesia. Apalagi, sudah banyak kalangan dari masyarakat, anak muda hingga tua terjerat judi online. "Pemerintah sudah menganggap ini (judi online) darurat," ucap Wapres di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (27/6/2024).
Oleh karena itu, Wapres mengatakan pemerintah telah serius dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online yang melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bahkan juga Kepolisian.
"Harus ditangani secara serius maka dibentuklah Satgas yang terintegrasi tidak oleh satu instansi yang tadinya hanya oleh misalnya Kominfo, Kepolisian, tapi kita integrasikan jadi satu langkah yang terkoordinasi karena bahayanya sudah luar biasa. Dan juga menyangkut banyak kalangan. Ternyata bukan hanya anak muda, pengangguran tapi juga sampai ke anggota DPR, dan sebagainya," jelasnya.
Wapres pun mengatakan selain menyelesaikan masalah ini dengan sanksi tegas, diperlukan juga literasi kepada masyarakat tentang bahaya judi sehingga ke depan perilaku ini tidak masuk ke seluruh lapisan masyarakat.
Wapres menyebut, selain tindakan melalui Satgas, yang juga tidak kalah pentingnya melakukan edukasi masyarakat, membangun kembali supaya mental judi itu, ini sudah menghantui masyarakat kita. Bahkan apa-apa bisa dijudikan itu. Nomor mobil aja dijudikan. Ini bahaya sekali. Jadi edukasi anti perjudian harus terus kita galakkan dan kita harapkan ada efek jeranya ke depan jangan sampe kita jadi masyarakat penjudi.
"Masyarakat penjudi itu kan malas, tidak kreatif, tidak memiliki semangat, ini bahaya sekali. Kalau masyarakat kita jadi masyarakat penjudi, wah itu mungkin nanti ada di tempat lain yang berjudi orang kaya. Lah kita ini orang miskin. Korban pinjol ini kan sudah banyak. Ada suami istri bercerai, suaminya dibakar gara-gara pinjol. Wah macem-macem," pungkasnya.
Jurnalis : Arya/Said.