Batu, Potrelensa.com - RWK (14) seorang siswa kelas 1 SMP yang bersekolah di salah satu SMPN Kota Batu, warga Jalan Bromo, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu meninggal dunia akibat dikeroyok temannya gara-gara menolak diajak untuk melakukan pencetakan print tugas kelompok dari sekolah.
Akibat penolakan itu, berdasarkan keterangan dari saudara kembarnya yang notabene adik korban RF, temannya lantas menganiaya hingga mengakibatkan meninggal dunia.
"Awalnya pada Rabu (29/5/2025) AR mengajak RWK untuk ngeprint tugas sekolah, namun karena pada saat itu sudah malam hari maka RWK tidak mau. Dari situlah AR marah hingga berkata kasar dan bahkan menantang RWK untuk berkelahi," katanya sembari sesenggukan menahan duka.
Menurutnya, RWK memang sempat mengeluh kepada dirinya soal dampak yang dirasakan akibat dari pengeroyokan tersebut.
"Sebelumnya memang bercerita kalau bagian belakang kepala, punggung, dada katanya rasanya nyeri dan sakit. Tapi, waktu itu saya biarkan saja karena kakak saya sempat bermain handphone," ujarnya.
Nurul ibu korban sembari menangis juga menuturkan, berkaitan dengan keluhan rasa sakit yang dirasakan anaknya tersebut.
Hingga akhirnya pada Jumat (31/5/2024) sekitar pukul 07.00 pagi dirinya mengantarkan RWK untuk dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.00 WIB.
"Anak saya mengatakan kalau teman-temannya banyak yang tidak suka dengan sifat dan perilaku AR, karena suka berperilaku kasar dan suka menantang berkelahi," paparnya.
Sementara itu Kakek RWK, Samiari, juga menyampaikan ihwal kronologis peristiwa yang menimpa cucunya itu merupakan kali kedua RWK dipukul oleh AR. Sedangkan untuk pemukulan pertama terjadi pada saat RWK pertama kali masuk sekolah di bangku SMP.
"Akibat kejadian ini kami pihak keluarga sudah melaporkan ke polisi dan kami pasrahkan saja untuk memberikan keadilan bagi kami," tuturnya dengan sedih.
Samiari juga menambahkan, kronologi pengeroyokan berawal saat cucunya pulang dari tugas kelompok di kawasan Jalan Pandan, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji. Bahwasanya, ketika itu, RWK mengeluhkan sakit dan pusing di bagian kepalanya.
"Sepulangnya dari tugas kelompok di rumah teman sekolahnya, cucu saya mengeluhkan jika merasa kesakitan dan nyeri serta pusing di kepalanya," urainya.
Berkaitan kejadian naas yang menimpa cucu kembarnya itu, Samiari dan pihak keluarga kemudian mencari informasi ke beberapa teman-teman cucunya itu, hingga pada akhirnya menemukan fakta adanya dugaan pengeroyokan.
Berdasarkan informasi yang didapat, jika diketahui cucunya itu dibawa teman-temannya ke suatu tempat di seputaran Villa Hollanda Jalan Cempaka di Desa Pesanggrahan.
"Kemudian dipukuli teman-temannya dan ditendang, karena baru pagi tadi, cucu saya bercerita kalau kepalanya pusing terus-menerus karena dikeroyok teman-teman saat pulang tugas kelompok. Karena keluarga kwatir kalau terjadi sesuatu, maka dibawa ke Rumah Sakit Hasta Brata dan meninggal dunia," ungkapnya.
Terpisah, pihak kepolisian saat ini masih menyelidiki kasus pengeroyokan pelajar SMPN di Kota Batu itu hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Polres Batu tengah mendalami dugaan pengeroyokan hingga meninggal dunia yang dialami oleh salah satu siswa SMPN Kota Batu berinisal RWK tersebut.
Kasatreskrim Polres Batu, AKP Rudi Kuswoyo, S.H menyampaikan jika pihaknya masih mendalami kasus pengeroyokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa siswa SMPN tersebut.
"Izin masih kita dalami, jika ada perkembangan segera saya kabari," tandas Rudi, saat dikonfirmasi awak media.
Sebelum meninggal dunia, RWK sempat mendapat perawatan yang insentif di Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata, Kota Batu karena mengalami luka dan mengeluh sakit di bagian kepala, namun dinyatakan meninggal.
Saat ini, jenazah korban RWK masih berada di Rumah Sakit Hasta Brata, Kota Batu. Rencananya jenazah korban akan diautopsi. Petugas kepolisian juga sudah meminta keterangan kepada keluarga korban.
Jurnalis : Tedy.