Potretlensa.com - Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut bahwa virus cacar jenis Mpox yang baru dapat dihentikan dan dikendalikan.
Dalam pernyataannya yang dilaporkan Anadolu, Sabtu (24/8/2024), menegaskan pentingnya kerjasama global yang melibatkan lembaga internasional, pemerintah nasional dan lokal, masyarakat sipil, peneliti, serta produsen.
"Wabah Mpox yang baru ini dapat dikendalikan dan dihentikan," kata Tedros dalam sebuah pengarahan kepada anggota WHO, organisasi kesehatan PBB.
Ia Menyatakan bahwa lebih dari 100.000 kasus Mpox yang terkonfirmasi telah dilaporkan kepada WHO sejak wabah global dimulai pada 2022, dan juga melaporkan peningkatan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya di Afrika.
"Penularan sekarang berpusat di Republik Demokratik Kongo, dengan 90 persen dari kasus yang dilaporkan pada tahun 2024. Telah ada lebih dari 16.000 dugaan kasus, termasuk 575 kematian, pada tahun ini saja," jelasnya.
Ia telah mengemukakan bagaimana virus itu dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Pada bulan lalu, kasus strain virus Clade 1b dilaporkan tidak hanya dari Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, yang berbatasan dengan Kongo, tetapi juga dari Thailand dan Swedia, di mana kasus sebelumnya belum pernah dilaporkan.
Tedros mencatat bahwa WHO dan mitranya telah mengembangkan Rencana Strategis Kesiapsiagaan dan Respons Global untuk Virus Mpox guna menghentikan wabah melalui upaya global, regional, dan nasional yang terkoordinasi.
"Rencana itu berfokus pada penerapan strategi pengawasan dan respons yang komprehensif; memajukan penelitian dan akses yang adil terhadap langkah-langkah medis; meminimalkan penularan zoonosis; dan memberdayakan komunitas untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pengendalian wabah," paparnya.
WHO, tambah dia, telah bekerja dengan berbagai mitra internasional, regional, nasional, dan lokal untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap virus itu dan meningkatkan koordinasi dalam respon sejumlah wilayah kunci.
Tedros juga menjelaskan, bahwa Kantor Regional WHO untuk Afrika akan memimpin bersama koordinasi upaya respon Mpox di wilayah Afrika, bekerja sama dengan CDC Afrika yang berbasis di Ethiopia, di mana kebutuhan akan respon itu paling besar.
(Red)