Pasuruan, Potretlensa.com - Ketua Grib Jaya Pasuruan Masroni menyoroti masalah krisis air bersih yang di alami warga Dusun Banjiran, Desa Lebakrejo, Kecamatan Purwodadi.
"Kami sekarang mengalami krisis air bersih, air yang biasanya di ambil dari sumber suwoto yang berada di kawasan perhutani masuk RPH Cowek itu tidak bisa memenuhi kebutuhan warga," kata SB, salah satu warga setempat.
SB menyebut, sumber air yang di gunakan warga itu juga dipakai perusahaan besar bidang pakan ternak.
"Pemakaian air oleh perusahaan tersebut diduga mengganggu kuota air untuk warga yang mengakibatkan krisis air," terangnya.
Ketua Grib Jaya Pasuruan, Masroni mengungkapkan, data yang kami dapat saat ini, ada sekitar 350 Kartu Keluarga (KK) untuk mendapatkan air bersih harus mengambil air dari ledeng atau sungai kecil dan menyaringnya.
"Saya lihat langsung perjuangan warga mendapat air bersih itu harus menampung air dari sungai kecil kemudian menyaringnya," jelasnya.
Padahal, lanjutnya, di daerah itu ada sumber mata air yang mengalir sangat besar. Namun, mata air tersebut diduga di kuasai perusahaan PT Japfa yang berada di Desa Lebakrejo.
Dijelaskan Masroni, Masyarakat pernah bermediasi dengan PT Japfa sekitar 6 kali yang diikuti Forkopimca Purwodadi, tapi perusahaan tidak menepati perjanjian yang sudah di sepakati.
Adanya perusahaan nakal seperti ini, tambah dia, dirinya akan berkoordinasi dinas terkait soal ijin pengambilan air bersih tersebut.
Lanjut Masroni, status lokasi perusahaan yang ada di Desa Lebakrejo
ini apa dan izinnya bagaimana ?.
"Kami juga akan berkoordinasi dengan ketua DPP Grib Jaya pusat. Kasihan masyarakat yang di beri janji-janji sama perusahaan tapi nyatanya mereka ditindas," paparnya.
Masroni mengaku, sudah melayangkan surat ke perusahaan PT. Japfa di Lebakrejo, Purwodadi, dan akan demo jika tidak ada jalan keluar terbaik bagi masyarakat.
"Air bersih adalah hak dasar bagi rakyat. Ini diatur dalam konstitusi kita," ujar Masroni.
Sementara itu, personalia PT Japfa Lebakrejo, Nanda saat dikonfirmasi media ini via pesan whatsapp tidak menjawab tapi tanda pesan sudah di baca.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari Forkopimca Purwodadi dan Dinas terkait.
*Dre/Tim