Pasuruan, Potretlensa.com - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) muncul kembali sejak akhir tahun 2024, tak begitu berdampak pada produksi susu dan daging sapi di Kabupaten Pasuruan.
Kabid Prasarana, Sarana dan Usaha Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Muhammad Syaifi megatakan, sapi-sapi yang dinyatakan positif PMK bukanlah sapi perah, melainkan sapi potong. Sehingga produksi susu sampai sekarang masih aman.
"Produksi susu sapi segar di Kabupaten Pasuruan aman. Tidak terlalu berdampak banyak meski kasus PMK mulai merebak lagi di Kabupaten Pasuruan," kata Syaifi, Jumat (3/1/2024).
Dijelaskannya, produksi susu sapi perah selama tahun 2024 kemarin mencapai 97.112.202 liter. Dari jumlah tersebut, produksi paling banyak ada di wilayah Kecamatan Tutur, totalnya sebanyak 30.536.818 liter.
Untuk wilayah Kecamatan Lekok dengan 20.391.093 liter, dan wilayah Kecamatan Puspo dengan 15.765.314 liter, serta 10 kecamatan penghasil lainnya seperti Purwodadi, Purwosari, Lumbang, Pasrepan, Tosari, Rejoso, Grati, Pandaan, Kejayan dan Prigen.
"Kalau sentra susu segar tetap ada di Kecamatan Tutur, Lekok dan Puspo. Total ada 13 wilayah kecamatan penghasil susu sapi segar," jelasnya.
Syaifi menyebut, selain tak berpengaruh pada produksi susu segar, harganya pun juga sama dengan sebelumnya. Hanya saja, untuk harga susu segar tergantung dari kualitas susu yang berasal dari peternak. Besarannya antara Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu per liter.
"Harga susu segar ditentukan dari kualitas susu segar yang dihasilkan. Intinya di kisaran antara Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu per satu liter," ucapnya.
Lantas bagaimana dengan produksi daging sapi di Kabupaten Pasuruan, tambah Syaifi, bahwa selama setahun terakhir, produksi daging sapi potong mencapai 1.917.721 kilogram. Dari 24 kecamatan se-Kabupaten Pasuruan.
Adapun produksi paling besar ada di wilayah Kecamatan Prigen, yakni mencapai 281.217 kilogram. Kemudian Kecamatan Wonorejo dengan 145.465 kilogram, Kecamatan Sukorejo dengan 144.091 kilogram, Kecamatan Gempol dengan 113.906 kilogram dan kecamatan lainnya.
Syaifi mengungkapkan, untuk sapi-sapi yang terkena PMK kebanyakan sapi baru yang didatangkan dari luar Kabupaten Pasuruan, sehingga langsung dikarantina, diobati sampai sembuh.
"Paling banyak sapi baru datang dari luar Kabupaten Pasuruan, mungkin terkontaminasi dan akhirnya seperti membawa virus dari luar daerah kemudian masuk di wilayah Kabupaten Pasuruan," ujarnya.
Menurut Syaifi, tak berdampaknya PMK pada produksi susu sapi segar dibuktikan dengan semakin banyaknya permintaan dari Industri Pengolahan Susu (IPS) kepada koperasi susu di Kabupaten Pasuruan.
Sementara, Bendahara KPSP Setia Kawan Farhan Susanto menyampaikan, dalam sehari, susu segar yang diproduksi mencapai 100.000 liter. Jumlah tersebut didapatkan dari 20 ribu ekor sapi dan dikirim ke 7 IPS, seperti Indolakto, Cimory, Frisian Flag, Freshland, Diamon dan Greenfiled dan Sari Husada.
"Kami inginnya 130 ton per hari, tapi karena populasi sapinya turun , jadi masih kita pertimbangkan lagi untuk rencana berikutnya, dan untuk harganya di atas Rp 8800 per liternya," paparnya
*Arya