Pasuruan, Potretlensa.com - Pemerintah Desa (Pemdes) Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan menutup sementara pasar hewan setempat mulai minggu (19/1/2025) hingga minggu (2/2/2025). Penutupan ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terus meningkat.
Penutupan pasar hewan bukan tanpa alasan. Melainkan berdasarkan kesepakatan yang diambil dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), rabu (15/1/2025) pagi.
Rakor tersebut dipimpin oleh kepala desa Wonosari Herlambang bersama pemdes dan BUMDES, dan dihadiri Ketua BUMDES dan perangkat desa Wonosari kecamatan Tutur kabupaten Pasuruan.
"Penutupan pasar hewan dilakukan selama terhitung 19 Januari 2025 hingga 2 februari Prakteknya, apapun aktifitas jual beli ternak di pasar hewan secara otomatis ditiadakan untuk sementara waktu," kata Kades Herlambang Santoso.
Herlambang menyebut, penutupan ini tujuannya tak lain untuk memutus rantai penyebaran PMK yang sampai sekarang terus meluas. Terlebih Pasar Hewan menjadi pusat lalu lintas ternak dari berbagai wilayah di tanah air, sehingga potensi menjadi tempat penyebaran virus PMK sangat tinggi.
"Yang di takutkan banyak ternak yang terserang PMK karena sampai hari ini belum ada info yang terjangkit, maka untuk memutus rantai penyebaran PMK," jelas Herlambang.
Penutupan pasar hewan Desa Wonosari tersebut, lanjut dia, ditujukan ke banyak pihak, mulai dari pedagang dan para peternak maupun pelaku usaha peternakan hingga lapisan masyarakat terkait.
Ia berharap, masyarakat dapat memahami bahwa kebijakan penutupan pasar hewan semata-mata untuk menekan laju virus PMK yang berasal dari ternak dari luar kecamatan Tutur, yang berpotensi menularkan ke ternak-ternak di kecamatan Tutur.
"Kami berharap bahwa kebijakan ini bisa memberikan dampak yang baik, yakni kasus PMK tidak sampai meluas di kecamatan Tutur, Mudah-mudahan tidak ada ternak sapi di kecamatan Tutur, khususnya di Kabupaten Pasuruan yang terserang PMK," harapnya.
Dr. Hewan Aril menyampaikan, mendukung langkah pemdes Wonosari yang sigap dalam mengambil sikap terhadap kasus PMK yang merebak dalam tiga minggu terakhir.
"Langkah tepat untuk sementara ditutup demi keberlangsungan produktifitas peternak, untuk saat ini di kecamatan Tutur belum ada laporan sapi yang terjangkit, dan saya mengajukan ke dinas peternakan untuk menambah disinfektan untuk pemdes Wonosari," ucapnya.
Sementara itu, Ketua satu Koperasi peternak sapi perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar Ir H.Sulistianto mengatakan, mendukung atas penutupan pasar hewan Desa Wonosari, ini menjadi langkah tepat agar tak ada sapi-sapi, khususnya sapi perah yang terkena PMK. Lebih-lebih sampai mengakibatkan sapi ambruk dan mati.
Bagi sapi perah yg belum ter vaksin tahun 2022 akan rentan terjangkit, tambah dia, namun bagi sapi yang sudah Ter vaksin semua sapi akan kebal dari penularan penyakit mulut dan kuku (PMK).
Dijelaskan H.Sulis, akhir tahun 2024 penyakit mulut dan kuku merebak kembali, saya menghimbau bagi Sapi anggota KPSP Setia Kawan, supaya tidak meluas maka sapi yang terlihat gejala PMK segera diblokir, lapor ke Petugas Ke swan, kandang di semprot desinfektan, sapi cepat diobati, ditindak cegah tangkal sapi sehat lainnya dengan minuman jamu herbal, " harapnya
"KPSP menyambut baik pemerintah Desa Wonosari dengan penutup sementara pasar hewan mulai tadi 15/12025
Hal ini penting, agar lalu lintas sapi di kecamatan tutur ini berhenti total, karena air liur virus PMK menularkan kepada hewan lain yang rentan sakit," jelasnya.
"Alhamdulillah, sapi-sapi peternak KPSP sudah agak kebal karena sudah banyak yang divaksin sejak 3 tahun yg lalu, maka kami menghimbau kalau ada vaksinasi mohon peternak tIdak menyembunyikan sapinya," imbuhnya.
*Dre