Jakarta, Potretlensa.com - Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri Komisaris Jenderal Chryshnanda Dwilaksana meminta agar personel polisi tidak arogan dan manipulatif.
Chryshnanda menilai setiap polisi perlu menyadari bahwa tugas mereka adalah menjadi pelayan masyarakat. Dia menyebutnya sebagai ‘Polisi Rakyat’.
"Jadilah polisi rakyat. Maka yang saya katakan adalah stop sombong, stop bohong, dan stop menyakiti. Di situlah konteksnya," kata Chrysnanda dalam keterangan tertulisnya, (30/9/2025).
Dalam arahannya, Chryshnanda mengingatkan jabatan dan kewenangan hanyalah sementara. Lebih penting, seorang polisi harus menebar manfaat nyata untuk bangsa dan negara.
"Menjadi polisi harus ada manfaatnya. Kalau tidak ada manfaatnya, maka tidak ada gunanya. Dan ingat, menjadi polisi itu ada batasnya, tapi menjadi rakyat tidak ada batasnya," ujarnya.
Ia menyerukan agar seluruh anggota Polri membuang sifat buruk yang dapat merusak citra institusi.
Komjen Chryshnanda menegaskan kepercayaan publik terhadap Polri tidak bisa dibangun dengan kekuasaan, melainkan melalui sikap rendah hati, jujur dan peduli. Nilai-nilai tersebut kata dia, menjadi fondasi utama dalam menegakkan Tribrata dan Catur Prasetya.
Lebih lanjut, Kalemdikpol meminta jajaran lembaga pendidikan kepolisian untuk menanamkan moral, etika, dan spiritualitas dalam setiap pembinaan dan pelatihan. Tujuannya, agar lahir sosok polisi yang berintegritas, humanis, serta benar-benar menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
"Polri harus terus berbenah. Kita hadir bukan untuk ditakuti, tapi untuk dicintai rakyat. Itu hanya bisa terwujud bila kita bekerja dengan hati dan nurani," pungkasnya.
*FZ

