Pasuruan, Potretlensa.com -
Setelah Bangil Art Carnival sukses digelar, kini giliran Nongkojajar Culture Festival yang menjadi primadona fashion show on the street di Kabupaten Pasuruan.
Event yang ditunggu-tunggu seluruh warga Kecamatan Tutur ini dilaksanakan pada Kamis (25/9/2025) dan berlangsung sangat meriah.
Total ada 42 peserta karnaval yang mengikuti event tahunan ini. Mereka berasal dari desa, dusun bahkan Rukun Tetangga (RT) di wilayah Kecamatan Tutur.
Pantauan di lokasi, para peserta diberangkatkan dari pertigaan Desa Tutur dan berjalan sejauh 3 kilometer hingga finish di pertigaan Nongkojajar atau di seberang Pasar Desa Wonosari.
Mereka memakai kostum layaknya peragaan busana di Jember Fashion Carnival (JFC), dan rata-rata seluruh kostumnya tidak menyewa, melainkan hasil kreatifitas warga sendiri yang dibuat dalam jangka waktu sampai 6 bulan, bahkan hingga setahun lamanya.
Camat Tutur, Hendi Candrawijaya mengatakan hampir secara keseluruhan, semua kostum bikinan warga sendiri. Buatnya juga lama sampai enam bulan, bahkan setahun.
Selama karnaval berlangsung, lanjutnya, seluruh peserta dinilai oleh para juri, baik dari Dinas Pariwisata hingga salah seorang profesor musik asal Italia, Mr Steve.
"Ada Mr Steve, seorang profesor musik yang mengajar di Malang dan menjadi juri Nongkojajar Culture Festival ini," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan, Nurul Puspitaningrum mengapresiasi langkah masyarakat Nongkojajar yang menggelar karnaval secara besar-besaran dan sukses. Bahkan rela merogoh kocek yang cukup besar untuk membiayai kostum, sound system hingga make up.
"NCF ini inisiasi warga Nongkojajar yang terus dikembangkan sampai sebesar ini. Dan kami salut dengan kekompakan warga yang mau berswadaya setiap rumah," ujarnya.
*Red