Pasuruan, Potretlensa.com - Pembangunan tower BTS (Base Transceiver Station) di Desa Andonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, memicu protes dari warga setempat. Meskipun banyak penolakan dari masyarakat, kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan penyedia tower tetap berlanjut.
Warga setempat yang menolak pembangunan mengaku merasa kecewa dengan sikap perusahaan dan pemerintah desa yang diduga tidak merespons protes yang sudah diajukan.
Proyek pembangunan tower ini juga menimbulkan dugaan adanya ketidakberesan dalam proses izin lingkungan. Beberapa warga yang menyatakan penolakan mengklaim bahwa mereka telah diminta untuk menandatangani surat kosong, tanpa penjelasan jelas tentang tujuannya.
Perwakilan warga, WN mengatakan,
Penolakan pembangunan tower ini disampaikan sesudah mendengar bahwa pihak petugas tower sudah bersosialisasi dengan warga, padahal kami tidak pernah di ajak komunikasi.
Kami beramai-ramai mendatangi rumah ketua RT, lanjutnya, untuk mempertanyakan tempat tiang tower yang sudah terpasang dan juga mendatangi rumah kepala desa namun tidak di respons.
Menurut WN, pemasangan tiang tower yang diklaim sudah mendapat tanda tangan setuju dari warga itu diduga ada pemalsuan tanda tangan. Beberapa warga terlampir tanda tangan di sertai nama, namun mereka merasa tidak pernah tanda tangan.
"Warga berharap tower yang sudah dalam proses dibangun ini agar di pindah ke area lain atau dibatalkan saja. Pemilik rumah yang ditempati tower juga tidak ada komunikasi dengan warga sekitar," katanya, (16/3).
Salah satu kekhawatiran utama, tambah WN, yang disuarakan warga adalah dampak radiasi yang ditimbulkan oleh tower tersebut.
WN menyebut, bakal menyerahkan surat-surat terkait penolakan ke berbagai instansi seperti DPRD, Satpol PP, Kominfo, PUPR, dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
"Bila pihak terkait tidak ada tindakan, kami bakal menggugat pihak yang mengeluarkan izin, apabila izin pembangunan tower tersebut dikeluarkan tanpa mempertimbangkan persetujuan warga," tegasnya.
"Kami akan terus berjuang hingga pembangunan tower ini dihentikan," imbuhnya saat ditemui di dekat lokasi tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, Potretlensa.com masih berupaya menghubungi pihak-pihak terkait, termasuk pihak desa dan perusahaan penyedia tower, untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut.
*Tim