Pasuruan, Potretlensa.com - Gas metana di Tempat Penampungan Akhir (TPA) bisa dimanfaatkan untuk sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah melakukan uji coba pengolahan sampah menjadi gas metana untuk memasak di sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, dan berhasil.
Dari itu, Wakil Bupati Pasuruan, HM. Shobih Asrori mencoba memasak telur ceplok dari api yang dihasilkan gas metana yang dihasilkan di TPA Wonokerto, dan tak kurang dari 1 menit, telur tersebut matang dan langsung bisa dinikmati, Rabu (26/2/2025) siang.
Uji coba pengolahan sampah, menurut Wabup, yang menghasilkan gas metana di TPA Wonokerto dinyatakan berhasil. Sehingga tak perlu repot lagi menggunakan gas elpiji yang sudah dikenal akrab masyarakat untuk keperluan memasak di sekitar TPA.
"Buktinya bisa dilihat semua. Saya masak telur ceplok, apinya keluar dan nggak sampai satu menit sudah matang dan langsung bisa dimakan," ungkapnya.
Setelah dinyatakan berhasil, rencananya penggunaan gas metana bisa dimanfaatkan untuk warga sekitar, tambah Gus Shobih, lantaran masih dalam tahap uji coba, dropping gas metana ke rumah penduduk baru bisa dilakukan tahun 2026 mendatang.
"Tadi saya tanya DLH bisa dropping ke warga kapan, Insya Allah tahun depan, karena harus memasang jaringan dan peralatan lainnya. Apalagi tahun ini juga efisiensi anggaran," ucapnya.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Pasuruan Taufiqul Ghony menambahkan, pemanfaatan gas metana diperkirakan bisa dilakukan untuk 30 rumah penduduk.
Saat ditanya tentang teknis penggunaan gas metana, ia menjelaskan awalnya sampah ditimbun dengan tanah setiap tiga bulan sekali. Setelah melalui filter, unsur gas metana, air, dan lainnya akan terpisah. Dari situlah, gas metana bisa dimanfaatkan.
"Api yang dihasilkan dari gas metana ini kualitasnya tidak jauh berbeda dengan gas elpiji. Warnanya tetap biru dan cepat panas," tuturnya.
*Ary